Sudah barang pasti ketika ingin
menempuh suatu tujuan, meraih cita-cita, atau mencapai kesuksesan maka
diperlukan adanya usaha yang keras sesuai dengan potensi masing-masing kemudian
diiringi doa yang setulus-tulusnya kepada Allah Sang Maha Hidup. Karena manusia
hanya mampu berusaha dan berdoa selebihnya keputusan akhir atau hasil usaha
hanya berada di tangan Allah SWT. Pada setiap proses pencapaian sebuah tujuan
hanya ada dua kemungkinan pada hasilnya, yakni sukses atau gagal. Porsi ke
duanya adalah sama hingga hasil akhir belum tercapai. Namun, orang yang berjiwa
gigih pasti akan senantiasa berusaha untuk sukses dan sukses. Ketika sekali
pernah gagal maka ia akan mencoba bangkit kembali. Dua kali gagal akan bangkit
juga. Itulah kegigihan. Namun, pada hakikatnya, hasil akhir hanya berada di
tangan Allah SWT. Dengan dibekali berbagai potensi akal dan pikirannya manusia
akan diberikan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang menimpanya dalam
proses pencapaian sebuah tujuan. Situasi dan kondisi lingkungan yang senantiasa
berubah-ubah menuntut manusia untuk bersikap luwes dalam beradaptasi terhadap
lingkungannya.
Intropeksi dan ekstropeksi
sejatinya sangat baik untuk dilakukan. Namun, ke duanya juga memiliki sisi baik
dan buruknya masing-masing. Melalui intropeksi dan ekstropeksi maka akan
terjadi evaluas-evaluasi terhadap kinerja diri sehingga dapat menutup
kekurangan dan memperbaiki kesalahan. Akan tetapi, sikap hati-hati dan waspada
terhadap penyakit hati (misalnya rasa sombong dan tidak ikhlas) akan rentan muncul ketika melakukukan intropeksi.
Di sisi lain, penilaian dari orang lain juga pasti akan bersifat subjektif
tergantung orang yang melakukan ekstropeksi. Namun, keduanya tetap harus
senantiasa dilakukan karena hanya pada Allah lah kebenaran yang absolut itu
ada.
No comments:
Post a Comment