Wednesday, May 22, 2013

Reflksi Elegi Ritual Ikhlas 35: Cendekia yang ber Nurani



Sudah barang pasti ketika ingin menempuh suatu tujuan, meraih cita-cita, atau mencapai kesuksesan maka diperlukan adanya usaha yang keras sesuai dengan potensi masing-masing kemudian diiringi doa yang setulus-tulusnya kepada Allah Sang Maha Hidup. Karena manusia hanya mampu berusaha dan berdoa selebihnya keputusan akhir atau hasil usaha hanya berada di tangan Allah SWT. Pada setiap proses pencapaian sebuah tujuan hanya ada dua kemungkinan pada hasilnya, yakni sukses atau gagal. Porsi ke duanya adalah sama hingga hasil akhir belum tercapai. Namun, orang yang berjiwa gigih pasti akan senantiasa berusaha untuk sukses dan sukses. Ketika sekali pernah gagal maka ia akan mencoba bangkit kembali. Dua kali gagal akan bangkit juga. Itulah kegigihan. Namun, pada hakikatnya, hasil akhir hanya berada di tangan Allah SWT. Dengan dibekali berbagai potensi akal dan pikirannya manusia akan diberikan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang menimpanya dalam proses pencapaian sebuah tujuan. Situasi dan kondisi lingkungan yang senantiasa berubah-ubah menuntut manusia untuk bersikap luwes dalam beradaptasi terhadap lingkungannya.

Intropeksi dan ekstropeksi sejatinya sangat baik untuk dilakukan. Namun, ke duanya juga memiliki sisi baik dan buruknya masing-masing. Melalui intropeksi dan ekstropeksi maka akan terjadi evaluas-evaluasi terhadap kinerja diri sehingga dapat menutup kekurangan dan memperbaiki kesalahan. Akan tetapi, sikap hati-hati dan waspada terhadap penyakit hati (misalnya rasa sombong dan tidak ikhlas) akan  rentan muncul ketika melakukukan intropeksi. Di sisi lain, penilaian dari orang lain juga pasti akan bersifat subjektif tergantung orang yang melakukan ekstropeksi. Namun, keduanya tetap harus senantiasa dilakukan karena hanya pada Allah lah kebenaran yang absolut itu ada.

No comments:

Post a Comment