Sunday, May 26, 2013

Refleksi elegi Menggapai matematika yang tidak tunggal




Kemampuan berpikir khusunya matematis siswa tingkat SD, SMP, dan SMA berbeda dengan kemampuan berpikir matematis seorang mahasiswa perguruan tinggi. Pada seorang siswa, mereka sedang dalam tahap merangkak ke atas. Sedangkan pada mahasiswa, mereka telah berada di atas. Sehingga, bila hakikat matematika dan pembelajaran matematika yang dipergunakan adalah sama, maka hal tersebut sejatinya tidak dapat disamakan. Karena jenjangnya saja berbeda. Oleh karena adanya perbedaan pola pikir, maka muncullah tahapan tahapan pendidikan yang berjenjang-jenjang. Ketika seorang guru yang merupakan sarjana lulusan ilmu matematika mengajar siswa-siswa sekolah, khususnya sekolah dasar langsung menggunakan ilmu murni yang mereka dapatkan ketika berada di perguruan tinggi, maka di sinilah yang menjadi sumber masalah pendidikan khusunya pendidikan matematika untuk siswa sekolah. 

No comments:

Post a Comment