Sunday, May 26, 2013

Refleksi elegi seorang guru menggapai batas


           
 Amanah dan tanggung jawab mulia diemban oleh seorang guru. Guru merupakan fasilitator pembelajaran untuk siswa, para generasi penerus bangsa. Buah hasil dari baiknya proses pembelajaran akan begitu menentukan nasib sang siswa pada khususnya dan untuk bangsa pada umumnya. Oleh karenanya, sebagai calon guru atau pun yang telah menjadi seorang guru perlulah mereka untuk senantiasa belajar dan mengevaluasi diri. Jangan sampai kuanya motivasi seorang guru akan melemahkan inisiatif siswa. Jangan sampai peran bimbingan yang guru lakukan membuat siswa tergantung dan tidak berdaya. Jangan sampai perang pengawasan seorang guru  peran bimbingan yang guru lakukan membuat siswa tergantung dan tidak berdaya. Jangan sampai perang pengawasan seorang guru menjadikan siswa merasa menjadi makhluk yang memang selalu perlu diawasi dan dengan demikian identik dengan sifat-sifat keburukan. Jangan sampai maksud hati membekali namun menjadikan nurani guru menjadi sombong dan takabur. Jangan sampai maksud hati menasihati malah memunculkan ambisi dan ego yang besar sehingga menyebabkan siswa belajar dengan tidak bergairah. Jangan sampai kewajiban yang guru haruskan sebagai pertanda hilangnya nurani guru sekaligus nurani siswa. Jangan sampai hukuman akan menyebabkan sempitnya ruang gerak guru dan siswa. Jangan sampai maksud hati demi kepentingan siswa  namun kenyataannya hampa tak bermakna dan bahkan menyesatkan. Batas antara kebaikan dan bukan kebaikan adalah begitu tipis adanya. Oleh karenanya, senantiasa belajar dan belajar akan memperjelas batas tersebut.  

No comments:

Post a Comment