Saturday, May 25, 2013

Refleksi Elegi Menonton Pakar Pendidikan Bingung


         

  Kebijakan Ujian Nasional memang membawa beragam implikasi bagi dunia pendidikan. Misalnya saja dalam proses pembelajaran di sekolahan, khusunya kelas akhir (kelas 6 SD, kelas 3 SMP, dan kelas 3 SMA). Pada jenjang kelas akhir di setiap tingkatannya ini, para guru atau pihak sekolahan akan lebih memfokuskan siswa-siswanya untuk menguasai soal-soal sejenis yang hanya keluar di tes ujian nasional saja. Pwelajaran yang lain akan dikesampingkan. Bahkan, pelajaran yang di-unas-kan sekalipun hanya akan dipelajari sebagian materinya sesuai dengan kisi-kisi ujian nasional. Trik-trik khusus dan cepat akan bermunculan dengan alasan efisien waktu dalam mengejarkan soal-soal unas. Sehingga, akan mendorong tumbuh kembangnya lembaga-lembaga bimbingan belajar yang menyediakan fasilitas trik-trik khusus dan cepat untuk mengerjakan soal dengan kilat. Dan tentunya biaya untuk jasa bimbingan belajar ini juga tidak murah. Bahkan, sebagian bimbel menyediakan kelas khusus yang biayanya jauh lebih mahal dibandingkan dengan kelas reguler biasa. Di sana mereka akan tetap diajari trik-trik khusus untuk mengerjakansoal ujian dengan cepat dan kilat. Bahkan, terkadang cara-ara yang tidak rasional dengan menggambling jawaban soal juga diajarkan. Di sinilah hakikat proses pembelajaran semakin hilang dan memudar. Orientasi ujian nasional mengesampingkan proses belajar dan mengajar. Bahkan, sejak akhir semester ganjil di tingkat akhir, para siswa sudah memulai tutup buku pelajaran lain selain yang di-unas-kan. Sungguh ironi memang. 

No comments:

Post a Comment