Elegi ini merupakan elegi lanjutan dari
Elegi Sang Begawat Menggoda Sarang Lebah. Ketika Sang begawat telah memperoleh
kesempatan untuk mempengaruhi komponen sistem sarang lebah agar melakukan
sebuah perubahan, maka sang begawat menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya. Untuk
membuka hati para komponen sistem sarang lebah maka begawat memaparkan beberapa
hal dalam kaitannya dengan perubahan sistem sarang lebah. Diantaranya adalah
sebagai berikut. Dalam setiap tindakan kita di kehidupan dunia ini seyogyanya
harus dilandasi dengan niatan hati yang tulus dan ikhlas sehingga implementasi
tindakan akan berada pada koridor yang benar dan akan bermanfaat bagi
kemaslahatan bersama. Kemudian, setelah
memperbaiki niat agar tetap terjaga kesucian tindakan maka kita harus mampu
mengenal diri sendiri dan lingkungan di sekitar diri. Hal ini dapat kita
peroleh dari usaha belajar yang berkelanjutan dan terus-menerus, membaca,
menulis, dan mencari ilmu pengetahuan di mana saja, kapan saja, dan dari siapa
saja. Kembangkan sikap kritis dan terbuka. Menghidupkan komunikasi dalam setiap
kesempatan adalah baik adanya. Namun, tetaplah menjaga kesucian hati dari
berbagai penyakit hati, misalnya saja kesombongan dan aroganisme. Selain itu,
mencari-cari kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan merupakan modal yang
baik dalam memberdayakan ketrampilan. Dan yang terakhir adalah iringi setiap
langkahmu dengan doa.
Pesan terakhir kepada komponen sistem
lebah adalah “engkau harus pergi jauh dari sarangmu agar engkau memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang banyak. Hal ini sesuai dengan apa yang
diungkapkan oleh Imam Syafii sebagai berikut. ” Bagi
orang yang berakal dan berpendidikan, tidak ada enaknya berdiam diri. Tinggalkan
kampung halaman! Merantaulah! Lakukan Perjalanan! Aka nada pengganti dari orang
yang kau tinggalkan. Bekerja keraslah! Sebab, nikmatnya hidup ada dalam kerja
keras. Kulihat air yang menggenang akan berubah keruh. Jika air mengalir, ia
tetap segar. Jika menggenang, ia akan tercemar. Jika seekor singa tidak
meninggalkan wilayahnya, ia tidak akan berburu. Jika anak panah tidak terlepas
dari busur, ia tidak akan mengenai sasaran. Jika matahari selalu mengawang di
angkasa, semua penghuni bumi akan bosan. Jika bulan tidak terbenam, orang-orang
pada setiap masa tentu tidak akan melihatnya. Ditempat asalnya, biji emas
seperti tanah yang terbuang. Ditempat
asalnya, kayu gaharu hanyalah jenis kayu bakar. Jika biji emas telah berpindah,
ia akan menjadi mahal.. Jika kayu gaharu berpindah, ia akan berharga seperti
emas”.
No comments:
Post a Comment