Dari Annas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda bahwa
doa adalah inti ibadah. Doa merupakan sebuah permohonan seorang hamba kepada
Tuhannya. Dan telah banyak firman Allah dan hadis Rasulullah yang menjelaskan
peran dan keutamaan dari sebuah doa. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa ketika berdoa, seorang hamba percaya bahwa ada kekuatan yang
besar yang merajai alam semesta, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk ketauhidan kepada Allah SWT. Ketika ada seorang
hamba yang tidak mau berdoa sama sekali, maka ia termasuk dalam golongan
orang-orang yang menyombongkan diri. Sebagaimana dalam firman Allah SWT sebagai
berikut; “Dan Tuhanmu berfirman: “berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”. (QS
Ghaafir/Al-Mukmin: 60) . Golongan orang-orang yang menyombongkan diri ini tidak
memiliki rasa iman dalam hati. Namun, tidak ada hasil tanpa usaha dan tidak
berhasil jika tidak berdoa. Oleh karena itu, dalam mencapai suatu tujuan harus
dibarengi usaha dan doa yang sungguh-sungguh. Sungguh-sungguh berarti
mengandung berbagai makna, yakni berdoa dengan beradab, berdoa secara kontinu (tidak
hanya jika dalam keadaan genting saja), dan substansi doa adalah yang rasional
bukan imajiner belaka. Sesungguhnya, banyak hal yang menjadi variabel kontrol
dalam terkabulnya suatu doa, antara lain adalah keikhlasan hati, asas
ketauhidan, adab berdoa, dan kebijakan sang pemohon doa. Pendek kata, ada
banyak fadhilah doa dari hamba kepada Sang Maha Pencipta. Oleh karena itu,
senantiasa ucapkan doa kepada Tuhan bila kita mengaku termasuk
golongan-golongan orang beriman.
No comments:
Post a Comment