Wednesday, May 22, 2013

Refleksi Elegi Ritual Ikhlas 45: Bagaimana Matematikawan Mengusir Setan?



Saya sangat kagum dengan Elegi Ritual Ikhlas 45 ini. Karena dapat direfleksikan dari beragam sudut pandang. Misalnya dari bagaimana isinya, bentuknya, atau dari sifat matematikawan dan syaitan. Saya lebih tertarik kepada sifat matematikawan dan syaitan yang memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Matematikawan dapat diibaratkan secara umum menjadi seorang cendekia atau pun manusia biasa. Dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidupnya, manusia dituntut untuk mengembangkan akal dan pikiran yang telah dianugrahkan kepadanya. Sehingga inovasi penyelesaian masalah dapat dengan mudah ditemukan untuk dijadikan sebagai jalan keluar. Bersifat dan berpikir cerdas akan menyelesaikan suatu kesulitan yang bahkan bila dilihat sepintas kesulitan tersebut sangat sulit untuk diselesaikan. Itulah manusia, berpotensi untuk berfikir cerdas menggunakan akal dan pikirnya masing-masing. Namun, ha tersebut juga harus diimbangi dengan sikap gigih dan penyesuaian yang baik dengan lingkungannya. Sehingga akan terdapat suatu usaha yang terus menerus dan berkelanjutan untuk memecahkan suatu masalah dan berinovasi dalam pemecahan suatu masalah. Penyesuaian dengan lingkungan dan ketenangan pikiran akan menumbuhkan konsentrasi dan menyingkirkan godaan-godaan yang akan merintangi suatu usaha.
Sedangkan sikap syaitan adalah menggoda hati dan jiwa manusia. Mereka akan senantiasa menjerumuskan manusia ke jurang kemungkaran. Kecuali pada orang-orang yang beriman dan memiliki keteguhan hati yang baik. 

No comments:

Post a Comment