Saya sangat kagum dengan Elegi Ritual Ikhlas 45 ini.
Karena dapat direfleksikan dari beragam sudut pandang. Misalnya dari bagaimana
isinya, bentuknya, atau dari sifat matematikawan dan syaitan. Saya lebih
tertarik kepada sifat matematikawan dan syaitan yang memiliki karakteristiknya
sendiri-sendiri. Matematikawan dapat diibaratkan secara umum menjadi seorang
cendekia atau pun manusia biasa. Dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidupnya,
manusia dituntut untuk mengembangkan akal dan pikiran yang telah dianugrahkan
kepadanya. Sehingga inovasi penyelesaian masalah dapat dengan mudah ditemukan
untuk dijadikan sebagai jalan keluar. Bersifat dan berpikir cerdas akan
menyelesaikan suatu kesulitan yang bahkan bila dilihat sepintas kesulitan
tersebut sangat sulit untuk diselesaikan. Itulah manusia, berpotensi untuk
berfikir cerdas menggunakan akal dan pikirnya masing-masing. Namun, ha tersebut
juga harus diimbangi dengan sikap gigih dan penyesuaian yang baik dengan
lingkungannya. Sehingga akan terdapat suatu usaha yang terus menerus dan
berkelanjutan untuk memecahkan suatu masalah dan berinovasi dalam pemecahan
suatu masalah. Penyesuaian dengan lingkungan dan ketenangan pikiran akan
menumbuhkan konsentrasi dan menyingkirkan godaan-godaan yang akan merintangi
suatu usaha.
Sedangkan sikap syaitan adalah menggoda hati dan
jiwa manusia. Mereka akan senantiasa menjerumuskan manusia ke jurang
kemungkaran. Kecuali pada orang-orang yang beriman dan memiliki keteguhan hati
yang baik.
No comments:
Post a Comment