Permasalahan
tentang orientasi pembelajaran memang merupakan permasalahan yang cukup pelik
untuk diselesaikan. Orientasi pembelajaran yang selama ini masih berpusat pada
guru, misalnya dengan menggunakan metode demonstrasi akan cenderung menyebabkan
siswa terlibat secara pasif dalam proses. Namun, bukan berarti metode demonstrasi
merupakan metode yang salah. Akan tetapi, akan lebih tepat bila metode
demonstrasi diolah menjadi metode inovatif dengan pencampuran berbagai metode
lainnya. Misalnya, demonstrasi dalam kelompok. Sehingga, semua siswa mendapat kesempatan
untuk mengeksplor kemampuannya masing-masing. Ketika demonstrasi alat peraga
dijadikan metode utama (bukan penghantar) dalam lingkup kelas klasikal, maka
hampir seluruh siswa akan sekedar menjadi penonton saja. Bukan penggerak atau
pelaku demonstrasi. Sehingga, pengalaman dalam pemahaman materi tidaklah
efektif dalam pencapaiannya.
Di
sisi lain, ketika membicarakan tentang kesenangan murni, maka kesenangan itu
harus datang dari dirinya sendiri. Bukan diberi, diminta, apalagi dipaksa. Sehingga,
kesenangan aka sesuatu itu akan lebih lama tersimpan dalam memori siswa
dariapada ketika kesenangan itu dipaksakan keberadannya. Begitu pula dengan
kesenangan matematika. harus dibangun dari dalam diri siswa sendiri. Bukan dari
perintah gurunya. Inovasi pembelajaran akan mencover permasalahan yang terkait
dengan orientasi dan hakikat kesenangan matematika pada siswa.
Oleh karena itu, seorang guru harus memahami secara
menyeluruh akan hakikat pembelajaran matematika. buak secara parsial. Sehingga,
akan mampu diimplementasikan secara utuh dalam proses belajar mengajar.