Monday, May 20, 2013

Refleksi Elegi Ritual Ikhlas 22: Perkelahian Keburukan dan Kebaikan




Dalam hidupnya, setiap manusia pasti memiliki sisi kebaikan dan keburukan. Hal tersebut bagaiakan dua sisi mata uang yang berkebalikan namun tetap dalam satu kerangka. Berbagai penyakit hati seperti kesombongan, iri, sifat pemarah, egois, dan lain sebagainya wajar adanya dimiliki oleh seorang manusia biasa. Kecuali pada diri Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa dijaga oleh Allah SWT dari perbuatan-perbuatan yang menimbulkan dosa. Namun, pada manusia biasa seprti kita, keburukan yang berpotensi menambah pundi-pundi amal buruk atau dosa rentan terjadi. Oleh karenanya kita harus senantiasa berhati-hati dalam menjaga hati, ucapan, dan tindakan. Senantiasa mengupgrade tingkat keimanan, keikhlasan, dan wawasan keagamaan akan mendukung upaya pemeliharaan hati,ucapan, dan tindakan kita masing-masing. Karena hidayah Allah hanya akan turun kepada orang yang dikehendaki Nya. Selalu berusaha menjadi yang terbaik dengan sekeras mungkin melawan hawa nafsu adalah baik adanya. Bila tidak mampu untuk istiqomah dalam memerangi hawa nafsu maka dianjurkan untuk berpuasa atau beristighfar. Karena hanya dengan mengingat Allah dan memohon ampunan dari Allah lah hati akan menjadi tenang. 

Yang mampu mengendalikan diri kita adalah diri sendiri. Ekstropeksi dan faktor lingkungan sedikit pengaruhnya bila dibandingkan dengan kebulatan tekad si empunya jiwa untuk mengazzamkan diri dalam rangka berhijrah kepada kebaikan bila melakukan suatu keburukan. 

No comments:

Post a Comment