Sunday, May 19, 2013

Refleksi Elegi Ritual Ikhlas 36: Menggapai Tidak Risau


         

  Kerisauan, keraguan, atau pun kegalauan adalah manusiawi ketika mereka tiba-tiba datang dan pergi dari diri kita. Beragam hal dapat menyebabkan kerisauan, antara lain risau hati, risau sakit, risau miskin, risau lupa, risau tidak memperoleh pekerjaan, risau tidak punya teman, risau bersifat buruk, risau reputasi buruk, risau tidak memiliki, risau inkompeten, risau tak lazim, risau berbuat dosa, risau iri hati, risau tidak adil, risau harga diri, risau kebutuhan, risau tidak berperan, risau tidak mendapat hak, risau wan-prestasi, risau kematian, risau tidak bisa mengurus milik, risau tidak mendapat pengakuan, dan risau-risau lainnya. Segala macam bentuk kerisauan tersebut terkadang datang mengalir begitu saja, tidak ada tanda-tanda atau pun prediksi kapan datangnya. Sehingga dapat menyebabkan gangguan konsentrasi yang berdampak pada berbagai hal, misalnya keikhlasan dan efektivitas kerja. Jangan sampai kerisauan merusak kehidupan, mengahncurkan tujuan, atau menodai ketulusan. Oleh karenanya, untuk menanggapi kerisauan yang memang manusiawi adanya maka dibutuhkan suatu tekad atau azzam yang kuat untuk melakukan suatu tindakan. Terus berusaha dan bedoa serta meluruskan niat adalah solusi terbaik untuk melawan kerisauan. Adanya kerisauan dalam diri kit juga dapat dijadikan suatu bahan intropeksi agar kualitas diri semakin meningkat dan niat tindakan senantiasa terjaga di jalan yang lurus. 

No comments:

Post a Comment