Setelah
sebuah kesuksesan itu dapat kita capai atau pun sebuah ilmu telah dapat kita
pelajari dan pahami maka berbagai kesuksesan dan ilmu kepada sesama adalah
bijaksana adanya. Karena sebaik-baiknya orang adalah orang yang memberikan
manfaat kepada sesamanya. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu,
bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari). Karena sekecil apa pun ilmu yang
kita punya akan sangat bermakna bilamana kita amalkan dan memberi manfaat
kepada orang lain. Ilmu tanpa amal adalah bagaikan pohon tanpa buah. Orang yang
memiliki banyak ilmu hanya untuk dirinya
sendiri akan sangat rendah derajatnya dibandingkan dengan orang yang memiliki
sedikit ilmu namun senantiasa diamalkan untuk kebaikan sesama oleh si empunya
ilmu. Dalam konteks pendidikan maka seorang guru yang menjalankan profesinya
dilandasi dengan ketulusan dan keikhlasan maka itulah lumbung pahala baginya. Karena
mata rantai ilmu yang ia ajarkan tidakakan terputus bagi murid-muridnya. Mendidik
dan mencerdaskan kehidupan anak bangsa dengan tulus ikhlas merupakan salah satu
wujud amalan jariyah seorang guru. Jauh berbeda dengan bilamana seorang guru
hanya memiliki niatan material saja dalam mengajar sehingga ia akan mengajar
seenaknya saja hanya demi menggugurkan kewajibannya, tanpa memandang pemenuhan
kebutuhan siswa-siswanya. Itulah guru yang merugi. Hidup di lumbung emas pahala
namun tidak menikmati kenikmatan lumbung tersebut.
No comments:
Post a Comment