Thursday, June 6, 2013

Refleksi Kutarunggu Sang Rakata Menyatukan Lima Gunung (Kedua)

            

Setelah sebuah kesuksesan itu dapat kita capai atau pun sebuah ilmu telah dapat kita pelajari dan pahami maka berbagai kesuksesan dan ilmu kepada sesama adalah bijaksana adanya. Karena sebaik-baiknya orang adalah orang yang memberikan manfaat kepada sesamanya. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari). Karena sekecil apa pun ilmu yang kita punya akan sangat bermakna bilamana kita amalkan dan memberi manfaat kepada orang lain. Ilmu tanpa amal adalah bagaikan pohon tanpa buah. Orang yang memiliki banyak ilmu  hanya untuk dirinya sendiri akan sangat rendah derajatnya dibandingkan dengan orang yang memiliki sedikit ilmu namun senantiasa diamalkan untuk kebaikan sesama oleh si empunya ilmu. Dalam konteks pendidikan maka seorang guru yang menjalankan profesinya dilandasi dengan ketulusan dan keikhlasan maka itulah lumbung pahala baginya. Karena mata rantai ilmu yang ia ajarkan tidakakan terputus bagi murid-muridnya. Mendidik dan mencerdaskan kehidupan anak bangsa dengan tulus ikhlas merupakan salah satu wujud amalan jariyah seorang guru. Jauh berbeda dengan bilamana seorang guru hanya memiliki niatan material saja dalam mengajar sehingga ia akan mengajar seenaknya saja hanya demi menggugurkan kewajibannya, tanpa memandang pemenuhan kebutuhan siswa-siswanya. Itulah guru yang merugi. Hidup di lumbung emas pahala namun tidak menikmati kenikmatan lumbung tersebut. 

No comments:

Post a Comment