Thursday, June 13, 2013

Refleksi Elegi Menggapai Tidak Sesat

Saya setuju dengan pernyataan di atas yang intinya adalah bahwasanya bukan filsafat yang menyesatkan manusia yang sedang mempelajarinya namun ketika ia mempelajari filsafat ia sesungguhnya telah tersesat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dalam Elegi Refleksi Elegi, yakni “Setiap orang bisa mempelajari Filsafat. Jika orang Islam berfilsafat maka semoga semakin baik ke Islamannya. Jika orang Majusi belajar filsafat maka semakin baik Majusinya. Jika orang Kafir berfilsafat maka mungin semakin Kafirlah dia.”


Dari elegi ini saya mendapatkan pencerahan yang lebih jelas akan makna filsafat, yakni olah pikir yang refleksif. Bila pemahmaan akan filsafat hanya diartikan sebagai kegiatan refleksi maka hal tersebut merupakan salah satu awal indikasi pereduksian filsafat. Dinyatakan dalam Elegi Mendengarkan Tangisan dan Nyanyian para filsuf, bahwa ada rasa ketakutan dari para filsuf dengan pembelajaran filsafat melalui metode filsafat yang digunakan oleh Bapak Marsigit akan menciptakan kaum reduksionis, karena para perefleksi (mahasiswa) akan memahami makna filsafat dari setiap elegi dengan pikirannya masing-masing. Entah itu persepsi yang benar atau yang salah. Namun, senantiasa mengupgrade pemahaman mahasiswa melalui kontinuitas membaca referensi elegi di blog ini serta adanya pendampingan di kelas akan membantah kekhawatiran para filsuf tersebut. Oleh karenanya, belajar dari berbagai referensi akan sangat membantu menyimpulkan pemahaman yang benar. 

No comments:

Post a Comment