Thursday, June 13, 2013

Refleksi Elegi Pertempuran Bagawat Sakti dan Bagawat Ikhlas

         
  Dalamnya laut dapat diduga namun dalamnya hati manusia siapa yang tahu. Yang tahu hanyalah manusia yang bersangkutan itu sendiri. Dan tentunya Allah SWT Maha Mengetahui segal sesutau bahkan lebih tahu dari si empunya hati itu. Oleh karenanya, bernbaik sangkalah kepada sesama. Karena apa yang kita lihat belum tentu sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Itulah persepsi. Dan persepsi dapat muncul dari siapa saja dengan wujud apa saja, wujud baik atau buruk, wujud positif atau negatif. Karena persepsi adalah objektif. Bila kita membiasakan bersikap khusnuzan terhadap kebaiukan maka insya Allah kita juga akan menerima kebaikan pula.

            Begawat sakti yang mendeklarasikan ilmunya menyatu dengan langit bermakna bahwasanya ia merupakan manusia berilmu. Lubang besar manusia berilmu adalah kesombongan. Karena adanya modal ilmu dapat menjadi modal kesombongan yang luar biasa. Maka membiasakan bersikap tawadhu’ adalah jalan keluarnya. Begawat Ikhlas yang juga mendeklarasikan bahwa keikhlasannya menyatu dengan bumi menyatakan bahwasanya ia termasuk golongan manusia-manusia yang ikhlas. Lubang besar manusia yang ikhlas adalah kesombongan. Karena beranggapan bahwasanya dirinya senantiasa ikhlas dalam melakukan sesuatu maka ia merasa derajatnya tinggi. Maka itulah kesombongan dalam keikhlasana. Batas ikhlas dan sombong tidak terlihat karena sejatinya manusia yang ikhlas tidak akan merasa dirinya kikhlas dan tidak akan mengagung-agungkan keikhlasnnya. Maka membiasakan bersikap tawadhu’ adalah jalan keluarnya.

No comments:

Post a Comment