Dalam proses pencarian imu, maka setinggi-tingginya
ilmu adalah miliki Allah SWT. Dan barang siapa yang menggapai ilmu baik untuk
kepentingan dunia atau akhirat tanpa menggapai ridha Allah maka dia akan
menemui kematian. Kematian dalam hal ini bisa diartikan kegagalan, kesalahan,
ketidaktahuan, ketidaksadaran, ketidaktepatan, kesalahan ruang, kesalahan
waktu, sebuah dosa, atau pun mendekati neraka. Berbagai perumpaan orang yang
menemui kematiannya dalam perlombaan menjunjung langit dalam elegi di atas merupakan
contoh-contoh perumpamaan yang mencerminkan sebuah perjuangan tanpa dilandasi
pengharapan terhadap keridhaan Nya.Mereka adalah golongan orang-orang sebagai
berikut: Orang yang merasa telah menguasai ilmu dunia secara sempurna, orang
yang merasa mempunyai keberanian yang luar biasa, orang yang merasa telah
mempunyai ilmu dunia dia mengaku walaupun ilmunya Cuma sedikit namun sudah
merasa cukup untuk menghidupinya, serta orang yang mengaku telah memiliki kesempurnaan
ilmu dunia akhirat. Itu hanya merupakan sebagian kecil cerminan orang-orang
yang di dalam jiwanya terdapat virus kesombongan mengenai ilmu yang ia punya. Mereka
tidak memandang ke atas, yakni kehadapan kesempurnaan ilmu yang dimiliki Allah
SWT. Ilmu Allah adalah begitu dahsyatnya, meliputi segala apa yang ada di
langit dan di bumi. Dalam surat Luqman ayat 27 Allah berfirman “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi
pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah
(kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
No comments:
Post a Comment