Bahkan seorang mahasiswa jurusan
filsafat pun mungkin ada yang mengekspresikan pembelajaran filsafat dengan
hanya satu kata, yakni membingungkan. Namun, ketika kebingungan itu muncul maka
akan muncullah beragam dan bahkan beribu pertanyaan minimal tentang “Apa sih
ini? Apa sih itu? Apa maksud yang ini? Apa maksud yang itu? Apa hubungannya ini
dan itu?” Telah banyak dicerminkan dari beragam elegi, bahwasanya ketika ada
pertanyaa yang muncul dari dalam diri atau pikiran kita, maka saat itulah orang
tua berambut putih akan muncul. Dan itu maksudnya ada suatu ilmu yang sedang
bergejolak dalm pikiran dan akal kita. Dan gejolak akal dan pikiran itu
tidaklah berbahaya. Orang yang tidak mau bertanya akan sesat di jalan dan orang
yang banyak bertanya bukanlah orang yang lamban dalam berpikir. Namun, ia
memiliki daya untuk bergerak keluar dari zona nyamannya. Itulah ilmu,,
diperlukan daya untuk meraihnya. Kebingungan akan filsafat oleh si pembelajar
filsafat merupakan anugrah ilmu yang patut disyukuri. Karena dengan rasa ingin
tahu dalam kebingungan tersebutlah tersimpan modal pencarian jawaban atas
segala kebingungannya. Sehingga motivasi belajar akan tumbuh dengan sendirinya.
Motivasi untuk senantiasa mencari kebenaran dan pencarian ilmu dari berbagai
sumber atau referensi yang ada. Bagi pembelajar yang ikhlas, refleksi-refleksi
elegi di blog ini bukanlah dilandasi hanya dengan pencarian target jumlah
refleksi saja. Namun lebih dari itu. Memunculkan orang tua berambut putih dan
menggali harta karun ilmu di dalamnya merupakan esensi refleksi elegi
sesungguhnya.
No comments:
Post a Comment