Sebuah potensi diri masing-masing
individu bisa jadi menjadi sumber permasalahan atau sumber keberkahan bagi
sesamanya atau juga bagi dirinya sendiri. Dengan adanya potensi-potensi
tersebut bila dikembangkan ke arah yang positif pun nantinya hasilnya bisa
berdampak positif atau juga bisa berdampak negatif. Tergantung si empunya
potensi. Karena potensi yang positif bila dimanfaatkan untuk kemaslahatan
dilengkapi dengan segala sifat-sifat positif pelaku maka akan berkah seluruh
tindakannya. Namun potensi positif bila dikembangkan secara positif namun
diiringi dengan sifat-sifat negatif si pelaku maka malah akan menurunkan
martabatnya. Yang termasuk sifat-sifat positif antara lain adalah rendah diri.
Dan yang termasuk sifat-sifat negatif antara lain adalah kesombongan hati.
Sedangkan sebuah jargon juga dapat
menjadi sumber keunikan atau sumber kekacauan bila tidak dikendalikan atau
dikelola dengan bijaksana. Dalam tata penulisan kalimat subyek berarti yang
bekerja. Sedangkan obyek berarti yang dikenai kerja. Oleh karenanya dalam hal
ini subyek itu adalah orang yang bergerak aktif, misalnya seorang pembuat,
penentu, pengemban, pemangku, pelaksana, pemelihara, pengawas, dan lain
sebagainya. Kinerja subyek pun akan ditentukan oleh kinerja obyek. Oleh
karenanya otoriter sikap subyek terhadap obyek haruslah dihilangkan.
Refleksi ini saya lakukan dengan keterbatasan kemampuan
pemahaman makna elegi di atas. Oleh karenanya bilamana saya termasuk golongan
kaum reduksionis maka insya Allah lambat laun dengan usaha belajar yang lebih,
maka pemahaman terhadap suatu elegi akan lebih dapat optimal. Aamiin.
No comments:
Post a Comment