Thursday, June 13, 2013

Refleksi Jargon Para Subyek

Sebuah potensi diri masing-masing individu bisa jadi menjadi sumber permasalahan atau sumber keberkahan bagi sesamanya atau juga bagi dirinya sendiri. Dengan adanya potensi-potensi tersebut bila dikembangkan ke arah yang positif pun nantinya hasilnya bisa berdampak positif atau juga bisa berdampak negatif. Tergantung si empunya potensi. Karena potensi yang positif bila dimanfaatkan untuk kemaslahatan dilengkapi dengan segala sifat-sifat positif pelaku maka akan berkah seluruh tindakannya. Namun potensi positif bila dikembangkan secara positif namun diiringi dengan sifat-sifat negatif si pelaku maka malah akan menurunkan martabatnya. Yang termasuk sifat-sifat positif antara lain adalah rendah diri. Dan yang termasuk sifat-sifat negatif antara lain adalah kesombongan hati.
Sedangkan sebuah jargon juga dapat menjadi sumber keunikan atau sumber kekacauan bila tidak dikendalikan atau dikelola dengan bijaksana. Dalam tata penulisan kalimat subyek berarti yang bekerja. Sedangkan obyek berarti yang dikenai kerja. Oleh karenanya dalam hal ini subyek itu adalah orang yang bergerak aktif, misalnya seorang pembuat, penentu, pengemban, pemangku, pelaksana, pemelihara, pengawas, dan lain sebagainya. Kinerja subyek pun akan ditentukan oleh kinerja obyek. Oleh karenanya otoriter sikap subyek terhadap obyek haruslah dihilangkan.

Refleksi ini  saya lakukan dengan keterbatasan kemampuan pemahaman makna elegi di atas. Oleh karenanya bilamana saya termasuk golongan kaum reduksionis maka insya Allah lambat laun dengan usaha belajar yang lebih, maka pemahaman terhadap suatu elegi akan lebih dapat optimal. Aamiin.

No comments:

Post a Comment