Seorang
siswa dapat dikategorikan sebagai seorang manusia remaja yang sedang tumbuh dan
berkembang. Baik secara fisik, mental, intelektual, sosial, emosional,
psikologis, atau pun moral. Sehingga terkadang para siswa remaja ini masih
labil karena mereka sedang melakukan pencarian jati diri. Namun, perkembangan
ini juga berdampak baik karena secara alamiah seorang remaja cenderung memiliki
sifat keingintahuan yang tinggi, suka tantangan, idealis, dan mampu melakukan progress dalam berpikir. Meskipun semua
itu terkadang hanya untuk menunjukkan eksistensi diri. Dalam konteks seperti
ini, seorang guru harus mampu menjalankan perannya sebagai fasilitator siswa
dalam pembelajaran. Bermodal sifat keunikan dari para siswanya, yang secara
pasti setiap siswa memliki sifat sendiri-sendiri, guru harus mampu
mengkoordinir dan melakukan pengelolaan kelas secara tepat dan bijaksana. Pengelolaan
pembelajaran secara tepat dapat dilakukan dengan pemilihan berbagai metode,
media, atau pun sumbe belajar yang inovatif, yang mampu membangkitkan motivasi
belajar siswa dan merangsang keaktifan belajara siswa sehingga hasilnya efektif
dan efisien. Suasana pembelajaran diciptakan dengan mempertimbangkan suasana
kepribadian siswa yang sedang mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan.
Misalnya adalah diciptakan iklim persaingan dalam konteks pembelajaran sehingga
siswa dipacu untuk aktif dan menjadi bagian utama dalam proses pembelajaran.
Setiap siswa akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di antara yang
lainnya. Ini akan mempengaruhi motivasi belajar kelas. Di samping itu,
pengelolaan pembelajaran juga harus bijaksana, yang artinya adil, seimbang, dan
mencakup semua. Semua siswa adalah sama haknya, memperoleh ilmu melalui proses
pembelajaran. Tidak ada yang membedakan mereka kecuali atas keunikan yang
mereka miliki sendiri-sendiri. Semua ini secara perlahan dan pasti akan
mengubah paradigma pembelajaran yang semula berorientasi kepada guru menjadi
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa. Di dalam proses pembelajaran guru
berperan sebagai fasilitator perkembangan kecerdasan dan kemampuan olah piker siswa
. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu memberikan kesempatan perkembangan
intelektual siswa itu secara sadar dari
diri diri siswa sendiri.
CC: Bapak Dr. Marsigit, MA
No comments:
Post a Comment