Sunday, February 24, 2013

Refleksi Elegi Wawancara Dengan Dr Marsigit MA



Interview with Dr. Marsigit, MA via Whohub'Reflection Part II






Refleksi ini adalah refleksi lanjutan terhadap apa yang pernah saya buat terhadap interview via whohub (http://powermathematics.blogspot.com/2013/02/interview-with-dr-marsigit-ma-marsigit.html).  Sekali lagi saya menyatakan bahwa saya sangat terkesan terhadap prinsip dan berbagai reaksi Bapak Marsigit atas pertanyaan-pertanyaan dalam interview tersbut di atas. Sebagai seorang pendidik maka budaya komunikasi sangat penting untuk ditumbuhkan. Kerja sama dengan berbagai pihak sangat mungkin dilakukan karena kita bekerja dalam suatu sistem yang menuntut adanya interaksi dari berbagai pihak yang juga merupakan bagian dari sistem tersebut. Ketika diberikan pertanyaan tentang apa kriteria orang yang dengan senang hati akan diajak bekerja sama, maka Bapak Marsigit menjawab dengan jawaban yang mampu dijadikan prinsip dalam bekerja sama dengan orang lain. “Tidak ada kriteria. Karena itu adalah sebuah kesuksesan bagi saya ketika saya mampu untuk berkolaborasi dengan orang yang paling susah diajak bekerja sama”. Ketika kita menentukan kriteria atau bahkan bisa disebut dengan batasan-batasan orang yang akan kita ajak bekerja sama maka kita akan me-reduce atau mengurangi makna kehidupan dunia kita. kehidupan akan memunculkan berbagai masalah dalam lika-liku perjalanannya. Dan ketika kita diterpa maslah pasti kita hidup di bawah garis tekanan. Namun, akan sangat bermakna bagi kehidupan kita ketika kita mampu mengubah tekanan menjadi potensi. Tantangan adalah sebuah tantangan, yang ketika kita sukses melewatinya maka hasilnya juga akan unusual bahkan extrausual. Namun, ketika kita belum mampu untuk menaklukan tantangan itu maka bahagia itu sederhana, bahagia ketika kita mampu menerima kenyataan yang ada. “Happiness is capable of receiving reality“. Oleh karena itu, kita tidak hanya butuh seorang guru saja untuk mendeasakan kita dan mendidik kita. Partner, musuh, dan orang yang mampu merefleksikan dan kita refleksikan juga sangat berharga keberadaannya.

Kehilangan terbesar yang sangat disayangkan dalam kehidupan kita adalah ketika kita kehilangan komunikasi, kehilangan kepercayaan, kehilangan kebebasan berfikir, berpendapat, dan konsistensi. Ketika kita telah menetapkan berani maju untuk bertanding maka kita juga harus menetapkan hati untuk berani menjadi pemenang bahkan untuk menjadi yang terkalahkan. Itulah kehidupan.

Kita harus lebih memaknai kehidupan kita dengan segala apa yang kita punya dan berusaha untuk menjadi apa yang seharusnya kita menjadi. Semoga bemanfaat..






No comments:

Post a Comment