Sunday, March 10, 2013

Refleksi Peran Intuisi dalam Pembelajaran Matematika


INTUISIINTUISIINTUISIINTUISI



          INTUISI, begitu sering kita mendengar kata-kata ini. Terlebih lagi, tak jarang juga kita menggunakan diksi intuisi dalam bercakap sehari-hari. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak yang belum memahami sebenarnya apa itu intuisi. Padahal, dalam pembelajaran, lebih khususnya pembelajaran matematika, intuisi merupakan satu hal yang sangat penting untuk ditumbuhkembangkan dalam diri anak didik. Ketika seorang guru tidak mengerti dan memahami akan hakikat intuisi, maka dimungkinkan guru yang bersangkutan secara tidak disadari melalui pola pembelajarannya akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan intuisi siswa. Bahkan, bisa jadi akan mematikan kepekaan intuisi siswa akan kemampuan matematikanya. Oleh karena itu, pemahaman akan hakikat intuisi sangat penting untuk dipelajari oleh seorang guru. Namun, intuisi tidak hanya harus dimiliki seorang siswa saja. Perkembangan intuisi guru juga penting untuk terus dilatih dan dilakukan karena juga akan berpengaruh dalam kaitannya menjalankan perannya sebagai guru dalam proses belajar dan mengajar.

          Menurut artikel yang dijadikan bahan refleksi ini, bila dikaji secara filosofis, maka peran intuisi di dalam matematika dapat ditelaah dalam lingkup ontology dan epistemology. Dari sudut pandang ontologism, maka intuisi di dalam matematika menyangkut kedudukan objek, konsep, dan struktur matematika. sedangkan dari sudut pandang epistemology, intuisi meliputi sumber-sumber pengetahuan matematika, metode, dan pengambilan keputusan matematika. Untuk memberdayakan intuisi siswa, maka perlu adanya kepahaman akan hakikat intuisi itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan intuisi matematika anak didik, maka perlu dipelajari asumsi dasar membangun kepahaman matematika siswa, yaitu melalui pola sintetik a priori. Pola ini dibahas lebih jauh di dalam artikel yang berjudul Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 10 Architectonic Mathematics (2). J




No comments:

Post a Comment