INTUISIINTUISIINTUISIINTUISI
INTUISI, begitu sering kita mendengar
kata-kata ini. Terlebih lagi, tak jarang juga kita menggunakan diksi intuisi
dalam bercakap sehari-hari. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak yang
belum memahami sebenarnya apa itu intuisi. Padahal, dalam pembelajaran, lebih
khususnya pembelajaran matematika, intuisi merupakan satu hal yang sangat
penting untuk ditumbuhkembangkan dalam diri anak didik. Ketika seorang guru
tidak mengerti dan memahami akan hakikat intuisi, maka dimungkinkan guru yang
bersangkutan secara tidak disadari melalui pola pembelajarannya akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan intuisi siswa. Bahkan, bisa jadi akan mematikan
kepekaan intuisi siswa akan kemampuan matematikanya. Oleh karena itu, pemahaman
akan hakikat intuisi sangat penting untuk dipelajari oleh seorang guru. Namun,
intuisi tidak hanya harus dimiliki seorang siswa saja. Perkembangan intuisi
guru juga penting untuk terus dilatih dan dilakukan karena juga akan
berpengaruh dalam kaitannya menjalankan perannya sebagai guru dalam proses
belajar dan mengajar.
Menurut artikel yang dijadikan bahan
refleksi ini, bila dikaji secara filosofis, maka peran intuisi di dalam
matematika dapat ditelaah dalam lingkup ontology dan epistemology. Dari sudut
pandang ontologism, maka intuisi di dalam matematika menyangkut kedudukan
objek, konsep, dan struktur matematika. sedangkan dari sudut pandang
epistemology, intuisi meliputi sumber-sumber pengetahuan matematika, metode,
dan pengambilan keputusan matematika. Untuk memberdayakan intuisi siswa, maka
perlu adanya kepahaman akan hakikat intuisi itu sendiri. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengembangkan intuisi matematika anak didik, maka perlu
dipelajari asumsi dasar membangun kepahaman matematika siswa, yaitu melalui
pola sintetik a priori. Pola ini
dibahas lebih jauh di dalam artikel yang berjudul Elegi Pemberontakan
Pendidikan Matematika 10 Architectonic Mathematics (2). J
No comments:
Post a Comment