Sandiwara Kuda Lumping Bangsa Indonesia
Mengamati keadaan negeri yang sedang terombang-ambing
dinamika arus gloalisasi sungguh begitu memilukan. Banyak hal yang
membingungkan dengan apa alasan sesungguhnya bangsa ini menjadi seperti ini. Ibarat
kuda lumping yang kesurupan, banyak penonton yang hanya sekedar menikmati
hiruk-pikuk hiburan ini, namun tak dapat menjelaskan bagaimana kuda lumping itu
bisa menjadi kesurupan. Banyak warga masyarakat yang terbawa arus modernisasi
tanpa memiliki pengetahuan akan segala apa yang sedang diikutinya. Hanya sebatas
terbawa arus. Life style yang
kebarat-baratan merupakan kebanggan. Padahal, dia tidak sedikit pun mengerti
akan ideology bangsa yang sesungguhnya harus dijadikan pegangan dalam kehidupan.
Banyak pembuat kebijakan yang megeluarkan kebijakan tanpa disadari bahwa banyak
rakyat yang tak mengerti tentang kebijakan-kebijakanya itu. Sehingga implementasinya
di masyarakat kurang berjalan sesuai dengan rencana dan tidak tepat sasaran. Kebijakan
hanya sebatas kebijakan. Lebih mengenaskan lagi dalam dunia adil dan tidak adil
(dunia hukum). Banyak hal yang tidak mampu dijelaskan dan dimengerti mengapa
keputusan hukum seperti ini dan seperti itu. Yang tidak punya kuasa, jika
bersalah tuntutan berat telah mengahadang. Kehidupan menjadi semakin berat. Yang
punya kuasa, jika bersalah tenang-tenang saja. Hidup tetap seindah bunga sakura
yang sedang mekar di negaranya sana. Bahkan, bisa jadi lebih indah. Semuanya serba
membingungkan.
Dalam dunia pendidikan, peningkatan kualitas sumber daya
manusia adalah esensi penting sebagai hasil proses pembelajaran. Sebagai sebuah
proses, tentunya pembelajaran memerlukan waktu dalam pencapaian tujuannya. Proses
bukan sesuatu yang instant. Namun, kini masyarakat senang sekali dengan
budaya kecerdasan instant. Hanya berharap
pada hasil yang baik dalam setiap ujian. Sehingga, melupakan pemahaman akan hakikat
proses belajar. Alhasil, bangsa Indonesia lebih suka menjadi penonton daripada
pemain, penikmat daripada kerja keras untuk menikmati, membeli daripada
membuat, dan menjadi boneka daripada menjadi dalangnya. Padahal, melalui
pendidikan yang benar sesungguhnya segala aspek kehidupan berbangsa yang membingungkan
ini dapat diobati dan diselesaikan permasalahannya.
No comments:
Post a Comment