Sebagai
hamba Allah yang taat maka kita harus mengimani keberadaan-Nya dengan sepenuh
hati. Bukti keimanan selain ada pada sucinya hati dalam setiap ritual
peribadatan, juga ditunjukkan dalam setiap ucapan, perbuatan, atau pun tindakan
kita dalam menjalani kehidupan ini. Iman kepada Allah berarti mempercayai bahwa
hanya Allah-lah pencipta alam semesta dan tidak ada yang pantas untuk
ditandingkan di sisi Nya, seperti apa yang telah difirmankan-Nya sebagai
berikut; “Maka janganlah kamu membuat
sekutu untuk Allah padahal kamu mengetahui (bahawa Allah adalah maha Esa)” Surah
Al Baqarah : Ayat 22. Ketika seorang hamba menjadikan suatu benda
sebagai jimat maka hal tersebut merupakan salah satu bentuk kesyirikan yang
tidak ada tuntunannya dalam ajaran agama. Tidak ada rasionalisasi yang mampu
menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu benda dapat mengendalikan ketetapan
alam yang datangnya dari Tuhan (misalnya keris). Oleh karena itu, bentuk-bentuk
kesyirikan tersebut sejatinya harus disingkirkan dalam kehidupan, terlebih lagi
bagi orang-orang yang berilmu.
Namun,
ketika kita telah terperosok dalam dunia hitam tersebut, maka Allah Maha
Pengampun atas segala kekhilafan yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya. Allah
Ta'ala berfirman, "Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (QS. Al-Zumar: 53).
No comments:
Post a Comment