Tuesday, April 30, 2013

Refleksi Elegi Ritual Ikhlas 5: Cantraka Hitam Menguji Ilmu Hitamnya







Sebagai hamba Allah yang taat maka kita harus mengimani keberadaan-Nya dengan sepenuh hati. Bukti keimanan selain ada pada sucinya hati dalam setiap ritual peribadatan, juga ditunjukkan dalam setiap ucapan, perbuatan, atau pun tindakan kita dalam menjalani kehidupan ini. Iman kepada Allah berarti mempercayai bahwa hanya Allah-lah pencipta alam semesta dan tidak ada yang pantas untuk ditandingkan di sisi Nya, seperti apa yang telah difirmankan-Nya sebagai berikut;  “Maka janganlah kamu membuat sekutu untuk Allah padahal kamu mengetahui (bahawa Allah adalah maha Esa)” Surah Al Baqarah : Ayat 22. Ketika seorang hamba menjadikan suatu benda sebagai jimat maka hal tersebut merupakan salah satu bentuk kesyirikan yang tidak ada tuntunannya dalam ajaran agama. Tidak ada rasionalisasi yang mampu menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu benda dapat mengendalikan ketetapan alam yang datangnya dari Tuhan (misalnya keris). Oleh karena itu, bentuk-bentuk kesyirikan tersebut sejatinya harus disingkirkan dalam kehidupan, terlebih lagi bagi orang-orang yang berilmu.

Namun, ketika kita telah terperosok dalam dunia hitam tersebut, maka Allah Maha Pengampun atas segala kekhilafan yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya. Allah Ta'ala berfirman, "Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.  Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Zumar: 53). 

No comments:

Post a Comment